Rabu, 04 Mei 2011


.   Identifikasi
Identifikasi dalam hal ini merupakan proses untuk menemu kenali individu agar
diperoleh informasi tentang jenis-jenis kesulitan belajar yang dialami. Untuk
mengantisipasi kekeliruan dalam klasifikasi dan agar dapat diberikan layanan
pendidikan pada anak berkesulitan belajar, diperlukan semacam instrumen untuk
mengidentifikasi kondisi kesulitan belajar tersebut.
Instrumen ini berupa tabel inventori atau daftar ceklis. Instrumen ini bisa digunakan
guru kelas untuk mengidentifikasi kemampuan siswanya. Identifikasi dilakukan
melalui observasi atau pengamatan. Pada umumnya karakteristik peserta didik dapat
dikenali setelah 3 bulan pertama setelah mengikuti pembelajaran di kelas.
Melalui identifikasi akan diperoleh informasi tentang klasifikasi kesulitan belajar
yang dialami anak. Dari klasifikasi tersebut dapat disusun perencanaan program dan
tindakan pembelajaran yang sesuai. Identifikasi dilakukan melalui pengamatan
dengan menggunakan instrumen daftar cek. Berikut ini instrumennya.

Identifikasi Awal Anak Berkesulitan Belajar


Perilaku yang teramati
1. Perhatian mudah teralih
2.  Lambat dalam mengikuti instruksi atau menyelesaikan tugas
3.  Tidak kenal lelah atau aktivitas berlebihan
4.  Sering kehilangan barang-barang atau mudah lupa
5.  Sering menabrak benda saat berjalan
6. Cenderung ceroboh
7.  Kesulitan mengikuti ritme atau ketukan
8.  Kesulitan bekerjasama dengan teman
9.  Kesulitan meniru gerakan yang dicontohkan

10. Kesulitan melempar dan menangkap bola
11. Kesulitan membedakan arah kiri–kanan, atas-bawah, depan–belakang
12. Kesulitan dalam mengenal huruf
13. Kesulitan untuk membedakan huruf “ b-d, p-q, w-m, n-u “
14. Kualitas tulisan sangat buruk (tidak terbaca)
15. Kehilangan huruf saat menulis
16. Kurang dapat memahami isi bacaan
17. Menghilangkan kata saat membaca
18. Kosakata terbatas
19. Kesulitan untuk mengemukakan pendapat
20. Kesulitan untuk mengenali konsep angka dan bilangan
21. Kesulitan memahami soal cerita
22. Kesulitan membedakan bentuk geometri (lingkaran, persegi, persegi
panjang, dan segitiga)
23. Kesulitan membedakan konsep +, -, x dan :
24. Sulit membilang secara berurutan
25. Sulit mengoperasikan hitungan 

Perilaku lain yang teramati

Bila dari hasil pengamatan, seorang anak menunjukkan lebih dari delapan item
perilaku dalam daftar ceklis ini, kemungkinan anak tersebut berisiko mengalami
kesulitan belajar (Sumarlis, 2007). Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat
mengenai kondisi kesulitan belajarnya, anak bisa dirujuk kepada tenaga ahli
(psikolog, pedagog), sehingga layanan pendidikan yang diberikan kepada anak
berkesulitan belajar menjadi lebih tepat. Namun, tanpa rujukan tenaga ahli pun, guru
tetap dapat menyusun program dan melaksanakan pembelajaran bagi peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar