Sabtu, 05 Maret 2011

Kedudukan Dan Fungsi Niat


kedudukan niat adalah didalam hati tidak ada tuntunan dari rasulullah untuk menlafadkan niat dan menjaherkannya, kecuali ibadah haji /umrah.

Fungsi niat adalah :
1.      Untuk membedakan amalan itu ibadah ataupun adat dan perbuatan biasa.
Misal: mandi; mandi ini adalah hal biasa, namun jika dilakukan dengan niat ibadah, maka mandi ini akan bernilai ibadah, misal mandi wajib, mandi sebelum ihram, mandi sebelum sholat jum'at, begitu juga orang berkumur-kumur  kemudian mencuci muka dan tangan dan mengusap kepala serta kaki, kalo dilakukan habis bangun tidur dengan tujuan biar bersih maka ini adalah hal biasa bukan ibadah, namun jika di lakukan dengan niat wudhu maka inilah ibadah dsb.
2.      Untuk membedakan amalan satu dengan yang lainnya.
Misalnya: orang menjamak sholat dhuhur dan asar, keduanya dilakukan dalam satu waktu dan sama-sama 4 raka'at, maka untuk membedakan ini sholat dhuhur dan itu sholat asyar adalah dengan niat, atau misalnya: kita masuk masjid kemudian kita sholat 2 raka'at, ada kemunkinan kita melakukan sholat tahiyatal masjid atau sholat sunnah qobliyah (sunnah rawatib) untuk membedaknya adalah dengan niat dsb.
Dan dengan niat akan diketahui benar salahnya amalan itu, karena syarat  ibadah selain niat adalah iklash dan mutaba'ah (mengikuti sunnah nabi) dan ibadah apapun harus memenuhi syarat ini, sedang ikhlas ataupun tidak amalan tersebut juga tergantung niatnya, kalau niatnya iklhas maka ibadahnya benar tapi kalo niatnya riya' maka ibadahnya salah.
Maka dari sini ada 4 kemungkinan dalam ibadah :
1.      iklash yang sesui dengan syariat خالص وموافق  
2.      iklash namun tidak sesui syar'iat خالص غير موافق
3.      sesui syariat tetapi tidak iklash موافق غير خالص
4.      tidak iklash dan tidak sesui dengan syariat غير خالص و غير موافق
maka dari 4 kemunkinan ini hanya yang iklas dan sesuai syariatlah ibadahnya yang di terima.

Ayat dan hadits yang berhubungan dengan niat :
Allah telah berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ( سورة البينة :5)
“Dan tidaklah mereka  disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus” (QS Al-Bayyinah : 5 )
{ مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا (18) وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا (19) سورة الإسراء آية : 18-19:

17:18. “Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.”
17:19. “Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.” (QS Al-Isra': 18-19 )
{ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (سورة النساء آية : 114)
Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.(QS An-Nisa: 114 )

Rasulullah telah bersabda :

 حديث معاذ - رضي الله عنه - أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: " من غزا يريد عقالا، فإنما له ما نوى "

Haditsnya Mu’adz t sesungguhnya Rasulullah r telah bersabda: "barang siapa yang berperang karena ghonimah maka baginya niat tersebut (artinnya: dia tidak mendapat pahala karena niatnya untuk mendapat harta rampasan perang pent.)

 وجاء في المسند أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: " رب قتيل بين الصفين الله أعلم بنيته "حكم  الحافظ -رحمه الله- بأن الحديث ممن وثق رجاله، قال: رجاله موثقون،

Dan dalam musnad sesunggunya Rasulullah r bersabda : sesungguhnya antara 2 kelompok yang berperang (saling membunuh) Allah lah yang tahu niat dalam  hatinya (Al-Hafizh Ibnu Hajar menghukumi bahwasannya hadits ini rawinya terpercaya sebagaiamana  beliau berkata : rijaluhu mausuqun.

وجاء في الحديث الآخر أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: " ثم يبعث الله الناس على نياتهم

Dalam hadits lain dikatakan : "kemudian Allah membangkitkan manusia sesui dengan niatnya "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar