Jumat, 01 November 2019

Sholat Sunnah

  1. Definisi Shalat Sunnah

Sholat sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi Muhammad SAW mengerjakan sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri kepada Allah juga mengharapkan tambahan pahala. Seseorang yang mengerjakan sholat sunnah maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan dosa.  Shalat sunnah terbagi dua yaitu:
  1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
  2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid (sendiri-sendiri). Status hukumnya ada yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah biasa (ghairu muakkad) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.

  1. Pengertian Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-Macamnya 
Shalat sunnah yang dilakukan berjamaah ialah shalat sunnah yang dikerjakan secara bersama-sama. Terdiri dari imam dan makmum. Macam-macam shalat sunnah yang dilakukan dengan berjamaah.
  1. Shalat Sunnah Idain

Kata idain berarti dua hari raya, yaitu hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Shalat idain adalah shalat sunnah yang dilakukan karena datangnya hari raya idul fitri atau idul adha. Shalat idul fitri di laksanakan pada tanggal 1 syawal, sedangkan shalat idul adha di laksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah. Shalat idain disyariatkan pada tahun pertama hijriyah. Dan dianjurkan dilaksanakan di lapangan dan berjama’ah.
Hukum melaksanakan kedua shalat ‘Id ini sama, yakni  sunnah muakkadah (yang dikuatkan/penting sekali). Sejak disyariatkannya shalat ‘Id ini, Rasulullah Saw. tidak pernah meninggalkannya. Allah berfirman dalam surat al-Kautsar (108) ayat 1-2 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (hai Muhammad) nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu  dan berkorbanlah”.
Kedua shalat hari raya tersebut pada prinsipnya sama dalam hal tata caranya, kecuali niat dan waktunya yang berbeda. Jumlah rekaat keduanya juga sama, yaitu dua rekaat. Waktu melaksanakan shalat ‘Idain ini adalah sejak terbit matahari sampai tergelincir matahari. Akan tetapi, shalat ‘Idul Fitri lebih baik diakhirkan sedikit daripada shalat ‘Idul Adha yang disunnahkan lebih pagi.
Setelah selesai melakukan shalat ‘Idain ini disusul dengan khutbah. Nabi dan para shahabatnya melakukan shalat ‘Idain sebelum khutbah.
Hal-hal yang di sunnahkan dalam shalat ied:
  1. Membaca takbir.
  2. Mandi, berhias, memakai pakaian yang paling bagus, dan memakai wangi-wangian.
  3. Makan sebelum shalat idul fitri, sedangkan untuk idul adha makannya sesudah pulang dari shalat ied
  4. Berangkat menuju ke tempat shalat ied dan pulangnya dengan jalan yang berbeda.
Hal-hal yang di sunnahkan pada waktu shalat ied:
Dilaksanakan secara berjamaah.
  1. Takbir tujuh kali setelah membaca do’a iftitah sebelum membaca surat alfatihah pada rakaat pertama. Pada rakaat kedua takbir lima rakaat sebelum membaca surat al-fatihah selain dari takbir pada waktu berdiri.
  2. Mengangkat tangan setiap kali takbir
  3. Membaca tasbih di antara beberapa takbir
  4. Membaca surat Al-A’la setelah surat Al-fatihah pada rakaat pertama dan surat Al-ghasyiyah.

  1. ShalatIstiqa'
Shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. 
Syarat-syarat mengerjakan Shalat Istisqa:
  1. 3 hari sblmnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa&meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki&datangnya murka Allah. Sesuai firman Allah SWT, "Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lbh dulu kami perbanyak orang-orang yg fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya" (Q.S.Al Isra:16).
  2. Pada hari ke4 semua penduduk termasuk yg lemah dianjurkan pergi kelapangan dgn pakaian sederana&tanpa wangi-wangian utk shalat Istisqa'.
Usai shalat diadakan khutbah 2kali. Pdkhutbah pertama hendaknya baca  istigfar 9x dan pdkhutbah kedua 7x. Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dgn khutbah lainnya, yaitu:
  1. Khatib disunatkan memakai selendang.
  2. Isi khutbah menganjurkan byk beristigfar, berkeyakinan bhw Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
  3. Saat berdo'a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
  4. Saat berdo'a pd khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya. niat shalat sesuai dengan sholat mana yang akan kita kerjakan.

  1. Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunat yang dilakukan karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari. Hukum melaksanakan kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakkad. Waktu Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak awal terjadinya gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari .
Adapun waktu pelaksanaan shalat gerhana bulan adalah sejak awal terjadinya gerhana bulan sampai akhir atau tertutupnya bulan tersebut. Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan adalah niat. Adapun bacaan takbir,al-fatihah,surah,dan salam dalam shalat gerhana bulan dinyaringkan sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan.

  1. Shalat tarawih
Shalat sunnah tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari, pada bulan ramadhan. Waktunya setelah melaksanakan shalat isya’ sampai menjelang subuh.
Perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat tidak perlu menjadi bahan pertentangan karena tarawih itu merupakan bagian dari shalat malam yang jumlah rakaatnya tidak terbatas. Semua itu untuk menghidupkan malam ramadhan yang banyak berkahnya.

  1. Shalat witir
Shalat witir adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari setelah shalat isya’ hingga terbitnya fajar dengan jumlah rakaat yang ganjil, paling sedikit satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat. Dan Shalat witir sebagai penutup dari seluruh shalat malam.
Para ulama sepakat bahwa waktu shalat sunnah witir itu adalah sesudah shalat isya’ dan terus berlangsung sampai tiba fajar. Dan disunnahkan menyegerakan shalat witir pada permulaan malam bagi seseorang yang khawatir tidak akan bangun pada akhir malam. Akan tetapi, bagi seorang yang mampu bangun pada akhir malam, maka disunnahkan mengerjakan witir itu di akhir malam.
Cara pelaksanaan shalat witir:
  1. Tiap-tiap dua rakaat salam dan yang terakhir boleh satu atau tiga rakaat salam.
  2. Shalat witir dilaksanakan tiga rakaat maka tidak usah membaca tasyahud awal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar